Sabtu, 02 Maret 2013

Dentingan Piano Part I


Cerpen Karya

Nama            : Qona’ah Oktaviani
Kelas            : X.1
No                : 28
Tema            : Percintaan dan Persahabatan

Dentingan Piano


“There’s a hero,
If you look inside you heart
You don’t have to be afraid
Of what you are…”

                                              Hero – Mariah Carey

Suara itu masih terdengar jelas dibenak Abel. Sahabat kecilnya, setiap hari menyanyikan lagu itu dengan kata-kata yang tidak jelas, ejaan yang semrawut, tentu saja, ia masih sangat kecil saat itu. Tapi begitu merdu dengan suara malaikatnya, Mikha. Di Bali mereka kenal secara tak sengaja. Mikha bermain bersama teman-temannya, lalu Abel dan teman-temannya juga menjailinya. Mikha menangis dan Abel juga yang berusaha membuat Mikha kembali tertawa. Sejak saat itu mereka sering bermain bersama. Entah kapan Abel bisa bertemu dengannya lagi sejak Mikha dan keluarganya pindah ke Bandung.

“Bel? Bel? Abellll!!” teriak Fya.
“Eh, kenapa Fy? Sorry ga denger hehe…”
Ah tawanya… mata sipitnya jika tertawa…“Ah, kamu! Yuk pulang udah sore nih.”
“Oh iyadeh.”

Fya adalah teman dekat Abel sekarang karena mereka sama-sama mengambil instrumen gitar. Mereka berjalan berdua menyusuri koridor kampus. Fya melihat seorang cewek turun dari jazz merah. Cantik. Sepertinya dengan keluarganya. ‘Mungkin anak baru’ pikir Fya.

 



            Abel berlari sekencang mungkin. Hari ini Ia ada kuliah pagi, tapi Ia kesiangan. Langkahnya terhenti di depan ruang music. Samar-samar terdengar lagu itu ‘Ya! Benar! Gak salah lagi!’ Ketika Abel siap melangkahkan kakinya utnuk masuk, seseorang menarik tangan Abel.
            “Eh Fya! Ya ampun bikin kaget aja!”
            “Lagi ngapain sih? Kelas kamu udah mulai lima belas menit yang lalu tau!”
            “Ya ampun aku lupa! Makasih yaa!”

            Abel kembali berlari, tetapi pikirannya tak menentu. Ia benar-benar mendengar ada seseorang memainkan piano dan bernyanyi. Kali ini ejaanya benar dan tetap merdu.
            Sampai di depan kelas benar saja, kelasnya sudah di mulai, untung saja dosennya sedang pergi. Abel langsung mencari kursi yang kosong.



‘Ah selesai juga, kantin ah, pasti Fya udah disana’ pikir Abel. Dan benar saja, Fya sedang menikmati beef burger, seperti biasanya, makanan favoritnya.
“Heh adek kecil!” Abel mengagetkan Fya dengan mengacak-acak rambut Fya dari belakang.
“Ih apaan sih, ini udah keren gini loh jadi jelek kan!” Padahal jantungnya berusaha menetralisir detakannya agar stabil.
“Halaah, ntar pulang aku anter salon deh!” Abel tertawa kecil. “Habis ini kamu kelas apa Fy?
“Musikalisasi. Kamu Bel?”
“Eh sama! Bareng ya masuknya. Hari ini rada males-malesan nih.”
“Emang kenapa?”
“Gatau nih, eh tadi di ruang musik akustik ada orang nyanyi sambil main piano loh, bagus banget suaranya. Naksir deh hahaha..” Ucap Abel enteng. Dia tak tahu ada detak jantung yang merasa sepertinya naik rollercoaster. Seperti di jatuhkan dari tempat yang tinggi.
“Hah? Kapan? Pas tadi pagi aku ketemu kamu?” fya mencoba menjaga mimiknya.
“ Iya, siapa ya? Hahaha…”
“Tettt… Tettt…”
“Eh masuk yuk Fy!” Abel menarik tangan Fya. Sekarang jantungnya berdetak kencang lagi. ‘Abel, kamu gatau lama-lama jantung aku berhenti berdetak kalau kamu mainin terus…’

2 komentar:

  1. qon, itu belum tamat ya? :))

    BalasHapus
  2. belum mang, kan di postan yg selanjutnya ada terusannyaaa hehehehe :DD

    BalasHapus